Gerakan Seribu Biopori di Kelurahan Gading Kasri
Minggu, 10 Mei 2015
MANFAAT BIOPORI
Biopori memiliki segudang manfaat
secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air, sebagai
penanganan limbah organik, dan meningkatkan kesehatan tanah. Selain itu,
biopori juga bermanfaat secara arsitektur lanskap karena telah digunakan
sebagai pelengkap pertamanan di berbagai rumah mewah dan rumah minimalis yang
menerapkan konsep rumah hijau. Biopori kini menjadi pelengkap penerapan
kebijakan luas minimum ruang terbuka hijau di perkotaan bersamaan dengan pertanian
urban. Manfaat yang bisa didapat antara
lain :
1.
Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi
bencana yang merugikan bagi warga Jakarta. Keberadaan lubang biopori dapat
menjadi jawaban dari masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau
tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera masuk
ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya banjir.
2.
Tempat pembuangan sampah organik
Banyaknya sampah yang bertumpuk
juga telah menjadi masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu
mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga kita menjadi
sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik dapat kita buang dlaam
lubang biopori yang kita buat.
3.
Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di
lubang biopori merupakan makanan untuk organisme yang ada dalam tanah.
Organisme tersebut dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk
bagi tanaman di sekitarnya.
4.
Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu
membuat samapah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air.
Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.
BIOPORI
BIOPORI
Pengertian
Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang
ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air
pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti
dari Institut Pertanian Bogor.
Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan
membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk
menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian
dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di
dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori.
Alat-alat yang
diperlukan:
1. Bor biopori
2. Pipa paralon
dengan ukuran sesuai bor biopori, biasanya 3 atau 4 inchi
3. Dob dengan
ukuran sesuai bor biopori, jumlah dob sesuai dengan jumlah lubang yang akan
dibuat
4. Gergaji besi
5. Alat bor
tangan
6. Linggis
Cara pembuatan:
1. Pipa paralon
yang dibeli dari toko besi biasanya berukuran 4 meter, potong dengan gergaji
besi menjadi 10 buah, masing-masing 40 cm.
2. Buat lubang
secukupnya pada dob dengan bor tangan.
3. Cari lokasi yang akan dibuat lubang, lebih
baik bila dibuat di tempat dimana air cenderung berkumpul atau mengalir, bisa
juga dibuat alur terlebih dahulu.
4. Buat lubang
silindris secara vertikal di dalam tanah dengan mengg bor biopori sedalam
80-100 cm, jika terbentur batu, gunakan linggis. Untuk jarak antar lubang
sendiri sebenarnya ada hitungannya, tergantung luas lahan dan intensitas hujan,
kira-kira saja diberi jarak sekitar 1 meter.
5. Masukkan
potongan pipa paralon ke lubang yang telah dibuat.
6. Isi paralon
dengan sampah organik seperti dedaunan atau rumput.
7. Tutup lubang
paralon dengan dob.
Cara pemeliharaan:
1. Sampah organik di
dalam lubang resapan biopori lama-kelamaan akan menyusut karena pelapukan
sehingga perlu ditambahkan dalam jangka waktu tertentu.
2. Kompos yang
terbentuk dapat diambil dari lubang setiap akhir musim kemarau, lalu masukkan
lagi sampah organik yang baru.
BANJIR
LATAR BELAKANG TERJADINYA BANJIR
Banjir adalah bencana alam yang
terjadi secara alami maupun oleh ulah manusia. Sekarang ini banjir sering
terjadi disebabkan ulah manusia yang mulai tidak menghiraukan keseimbangan
alam. Mulai dari membuang sampah di sungai, penggundulan hutan oleh manusia,
penggalian material pasir dan batu alam secara liar tidak terkendali. Sebagai
contoh nyata, di kelurahan Gading Kasri merupakan tempat yang banyak terdapat
kost-kostan. Kost-kostan ini tidak memperhatikan lahan terbuka hijau dan bahkan
ada kostan yang memakan habis sungai untuk dijadikan bangunan kost. Mulai dari situ air yang terus menderu akan
mengakibatkan kebanjiran
Setelah dilakukan pengamatan, di
daerah tersebut masyarakatnya belum menyadari bagaimana pentingnya memelihara
keseimbangan alam. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir besar yang pada sebelumnya belum pernah terjadi di
tempat tersebut. Berdasarkan informasi masyarakat sekitar, banjir tersebut
terjadi karena intensitas hujan yang deras dan permukaan tanah yang tertutup
oleh semen mengakibatkan air tidak meresap ke tanah
Perlu disadari bahwa keseimbangan
alam sangatlah penting bagi kelangsungan hidup manusia di bumi ini. Hutan
sebagai daerah resapan air kini tidak lagi mampu menahan laju debit air hujan
yang turun dari daerah dataran tinggi. Juga penggalian batu alam dan pasir yang
tidak terkendali sehingga menyebabkan pendangkalan sungai akibat erosi tanah
dari pebukitan. Hal ini pada akhirnya dapat menyebakan bencana bagi kehidupan
manusia.
Dengan demikian peran serta masyarakat dalam menjaga
kelestarian lingkungan sangatlah penting untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan
ekosistem lain yang ada di dalamnya.
JENIS BANJIR
1. Akibat dari peluapan sungai, biasanya terjadi akibat dari
sungai tidak mampu lagi menampung aliran air yang ada disungai itu akibat debit
airnya sudah melebihi kapasitas. Akibatnya air itu akan meluap keluar dari
sungai dan biasanya merupakan daerah dataran banjir. Bila curah hujan tinggi
dan sistem DAS dari sungai tersebut rusak, maka luapan airnya akan terjadi di
hilir sungai.
2. Banjir lokal. Banjir ini merupakan banjir yang terjadi
akibat air yang berlebihan di tempat tersebut. Pada saat curah hujan tinggi
dilokasi setempat dimana kondisi tanah dilokasi tersebut sulit dalam melakukan
penyerapan air, maka kemungkinan terjadinya banjir lokal akan sangat tinggi
sekali.
3. Banjir akibat pasang surut air laut. Saat air pasang,
ketinggian permukaan air laut akan meningkat, otomatis aliran air di bagian
muara sungai akan lebih lambat dibandingkan pada saat laut surut.
FAKTOR YANG MENYEBABKAN BANJIR
Berdasarkan pantauan UNESCO (2007) besarnya banjir
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
• Jumlah air (hujan), luas daerah, dan periode waktu
terjadinya hujan.
Di daerah tangkapan hujan yang relatif kecil, hujan singkat
tetapi deras telah dapat meningkatkan risiko banjir. Sedangkan di daerah
tangkapan hujan yang relatif besar, risiko banjir lebih rendah. Risiko banjir
dapat meningkat apabila hujan tersebut turun dalam periode waktu yang cukup
lama. Namun hujan yang sangat deras atau sangat lama tidak selalu menyebabkan
banjir karena sebagian air hujan mungkin menguap, terserap ke dalam tanah, atau
mengalir di atas tanah.
• Kemampuan tanah untuk menahan air.
Hujan yang jatuh di atas tanah dapat diserap dan mengalir di
dalam tanah melalui lapisan-lapisan tanah sampai ke kedalaman tertentu di mana
tanah akan dipenuhi oleh air tanah (muka air tanah). Selain itu, air hujan juga
dapat diserap oleh tumbuhan dan mengembalikannya ke udara dalam bentuk uap air.
Proses ini disebut proses transpirasi.
Langganan:
Postingan (Atom)